11. Pengertian dan gambaran besar
Abad pencerahan (Age
of Enlightenment/1685-1815) adalah suatu periode dalam sejarah manusia yang
ditandai dengan optimisme yang tinggi pada kemampuan rasio manusia untuk
mencipkatan kemajuan. Abad pencerahan merupakan era ketika manusia mencari
cahaya baru melalui rasionya. Setelah itu, tuhan tidak terlibat atau campur
tangan lagi dalam urusan dunia. Gagasan pencerahan semacam ini disebut dengan deisme. Abad pencerahan berlangsung
pada abad 17-18 masehi (1685-1815). Sumber lain mengatakan, periode ini
membentang antara apa yang disebut “The
Glorius Revolution” 1688 di Inggris dan Revolusi Prancis 1789. Negara-negara
pelopornya adalah Inggris dan Prancis. Gagasan pencerahan mencapai puncaknya
dalam Revolusi Prancis (1789-1799)
melalui Revolusi ini, tatanan sosial-politik hierarkis tradisional, seperti
monarki Prancis, privilese-privilese bagi kaum bangsawan, serta kekuasaan
politik dan otoritas gereja, dihancurkan secara kejam, kemudian digantikan oleh
tatanan sosial-politik yang diilhami ide-ide pencerahan: kebebasan(liberte), kesetaraan(egalite), dan persaudaraan (fraternite).
2. Slogan Abad Pencerahan “sapere aude!”
Secara umum, umat manusia hanya berhasil melahirkan
perkembangan dalam bidang humaniora: filsafat, politik, seni, sastra, hukum,
dan semacamnya. Oleh filsuf Jerman, Immanuel
Kant,(1724-1804), jawaban atas pertanyaan itu dirumuskan dengan padat, “karena
manusia belum berani menggunakan
rasionya”. Menurutnya manusia belum berani menggunakan rasionya karena masih
dikuasai oleh otoritas-otoritas lain, seperti tradisi, Kitab suci, Gereja, dan
Negara. Jadi, inilah kata-kata Kant yang kemudian menjadi slogan utama Abad
Pencerahan, “Beranilah berpikir sendiri!(sapere
aude!)”.
3. Pencerahan di Inggris dan Prancis
Ciri khas Pencerahan di Inggris adalah dianutnya Deisme.
Pencerahan di Inggris juga memicu Revolusi Industri. Khususnya di Prancis,
gerakan pencerahan berjalan secara amat Liberal dan Radikal dengan
sentimen-sentimen anti Gereja. Voltaire (1694-1778), Misalnya, menyerukan
pemusnahan gereja. Berbagai perang dan Revolusi di Abad ke 19, wabah penyakit,
kemiskinan, eksploitasi buruh-buruh dan anak-anak, serta eksploitasi oleh
manusia atas manusia lain melaui praktik imperialisme semakin membuktikan
keterbatasan rasio.