Jumat, 07 Oktober 2016

ABAD PENCERAHAN




11.      Pengertian dan gambaran besar
Abad pencerahan (Age of Enlightenment/1685-1815) adalah suatu periode dalam sejarah manusia yang ditandai dengan optimisme yang tinggi pada kemampuan rasio manusia untuk mencipkatan kemajuan. Abad pencerahan merupakan era ketika manusia mencari cahaya baru melalui rasionya. Setelah itu, tuhan tidak terlibat atau campur tangan lagi dalam urusan dunia. Gagasan pencerahan semacam ini disebut dengan deisme. Abad pencerahan berlangsung pada abad 17-18 masehi (1685-1815). Sumber lain mengatakan, periode ini membentang antara apa yang disebut “The Glorius Revolution” 1688 di Inggris dan Revolusi Prancis 1789. Negara-negara pelopornya adalah Inggris dan Prancis. Gagasan pencerahan mencapai puncaknya dalam Revolusi Prancis (1789-1799) melalui Revolusi ini, tatanan sosial-politik hierarkis tradisional, seperti monarki Prancis, privilese-privilese bagi kaum bangsawan, serta kekuasaan politik dan otoritas gereja, dihancurkan secara kejam, kemudian digantikan oleh tatanan sosial-politik yang diilhami ide-ide pencerahan: kebebasan(liberte), kesetaraan(egalite), dan persaudaraan (fraternite).
2.      Slogan Abad Pencerahan “sapere aude!”
Secara umum, umat manusia hanya berhasil melahirkan perkembangan dalam bidang humaniora: filsafat, politik, seni, sastra, hukum, dan semacamnya. Oleh filsuf Jerman, Immanuel Kant,(1724-1804), jawaban atas pertanyaan itu dirumuskan dengan padat, “karena manusia belum berani menggunakan rasionya”. Menurutnya manusia belum berani menggunakan rasionya karena masih dikuasai oleh otoritas-otoritas lain, seperti tradisi, Kitab suci, Gereja, dan Negara. Jadi, inilah kata-kata Kant yang kemudian menjadi slogan utama Abad Pencerahan, “Beranilah berpikir sendiri!(sapere aude!)”.
3.      Pencerahan di Inggris dan Prancis
Ciri khas Pencerahan di Inggris adalah dianutnya Deisme. Pencerahan di Inggris juga memicu Revolusi Industri. Khususnya di Prancis, gerakan pencerahan berjalan secara amat Liberal dan Radikal dengan sentimen-sentimen anti Gereja. Voltaire (1694-1778), Misalnya, menyerukan pemusnahan gereja. Berbagai perang dan Revolusi di Abad ke 19, wabah penyakit, kemiskinan, eksploitasi buruh-buruh dan anak-anak, serta eksploitasi oleh manusia atas manusia lain melaui praktik imperialisme semakin membuktikan keterbatasan rasio.